Senin, 24 Maret 2014

MAKALAH JARINGAN HEWAN 2




BIOLOGI  

Senin, 24 Maret 2014 







KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, berkah, dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan buku yang berjudul “ Jaringan Hewan”.
Buku ini disusun guna memberikan informasi tambahan kepada para pembaca agar dapat lebih memahami tentang jaringanhewandan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kapita Selekta Biologi 1.
Dalam penyusunan buku ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, terutama Sri lelis M, S.Pd. M.A selaku dosen mata kuliah Kapita Selekta Biologi 1, Universitas Wiralodra Indramayu. Penulis mengucapkan terima kasih atas bimbingan, arahan, dan bantuannya, semoga mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Penulis berharap, semoga informasi yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penuliskhususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.


Indramayu, 18 Mei 2013

Penyusun


 
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.    Latar Belakang................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................... 2
C.     Tujuan................................................................................................. 2
D.    Manfaat.............................................................................................. 2
E.     Batasan  Masalah................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 3
A.    Pengertian Jaringan Hewan................................................................ 3
B.     Macam-macam Struktur dan fungsi Jaringan Hewan......................... 3
C.     Perbedaan Kanker dan Tumor.......................................................... 31
BAB III PENUTUP................................................................................... 38
A.    Kesimpulan ...................................................................................... 38
B.     Saran ................................................................................................ 38
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................


 






BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

Tubuh hewan tersusun atas banyak sel yang pada tempat tertentu sel-sel itu membentuk jaringan, Contoh jaringan pada hewan adalah jaringan epitelium, jaringan otot, dan jaringan tulang. Jaringan berkelompok bekerja bersama melaksanakan fungsi tertentu membentuk suatu organ, misalnya organ jantung dan hati. Beberapa jaringan organ bekerja bersama melaksanakan fungsi tertentu membentuk sitem organ, misalnya sistem pencernaan, sistem transportasi, sistem  dan sistem reproduksi. Jaringan, organ, dan sistem organ bersama - sama membentuk tubuh organisme.

Macam jaringan, organ dan sistem organ pada setiap organisme tidak selalu sama, tergantung pada tingkatan organisme itu. Pada organisme tingkat rendah, sperti protozoa, tubuhnya hanya terdiri dari satu sel. Jadi, protozoa tidak memiliki jaringan, organ, dan sistem organ. Semakin tinggi tingkatan organisme itu, semakin kompleks struktur penyusun tubuhnya.

Meskipun struktur tubuh organisme berbeda-beda, umumnya berasal dari bentuk yang hamper sama, Tubuh organisme tinggkat tinggi misalnya, mula - mula berasal dari suatu sel zigot, Sel zigot membelah secara mitosis berkali - kali menghasilkan banyak sel. Sel-sel itu mengalami diferensiasi dan spesialisasi membentuk jaringan, organ dan sstem organ. Berdiferensiasi adalah proses perubahan bentuk sel. Spesialisasi adalah proses perubahanfungsi sel. Melalui diferensiasi dan spesialisasi akan tersusun tubuh organisme.

Semua kehidupan ditandai dengan tingkat organisasi yang berhirarki. Sel menempati tempat khusus dalam hirarki kehidupan karena merupakan tingkat organisasi terendah dalam kehidupan yang mampu hidup mandiri sebagai suatu organisme. Organisme multiseluler yang memiliki sel-sel khusus dan mampu membentuk jaringan yang merupakan tingkat struktur dan fungsi yang lebih tinggi. Pada sebagian hewan, kombinasi berbagai jaringan membentuk unit fungsional yang disebut organ, dan kumpulan organ yang bekerja bersamsa-sama membentuk sistem organ.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa  pengertian dari jaringan hewan ?
2.      Sebutkan  macam-macan struktur dan  fungsi  jaringan hewan ?
3.      Bagaimana perbedaan kanker dan tumor ?

C.    Tujuan
Adapun tujuan penulisanan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui pengertian dari jaringan hewan.
2.      Untuk mengetahui macam-macam struktur dan fungsi jaringan hewan.
3.      Untuk mengetahui perbedaan kanker dan tumor.

D.    Manfaat
Dengan adanya makalah ini, semoga dapat menambah pengetahuan para pembaca tentang jaringan hewan khususnya mempelajari tentang jaringan hewan.

E.     Batasan masalah
Agar masalah pembahasan tidak terlalu luas dan lebih terfokus pada masalah dan tujuan dalam pembahasan materi di makalah ini. Maka, dengan ini penyusun membatasi masalah hanya pada ruang lingkup jaringan hewan.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian jaringan hewan
Jaringan adalah kumpulan sel-sel dengan struktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang berbeda memilki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya. Suatu jaringan disatukan oleh suatu matriks ekstrakuler lengket yang melapisi sel-sel itu atau menenun mereka bersama-sama menjadi suatu anyaman serat. Sesungguhnya, istilah jaringan (tissue) berasal dari bahasa Latin berarti “ Tenunan “.
Organ merupakan kumpulan berbagai jaringan (tidak selalu sama) yang bersatu membentuk suatu material struktural dan fungsional tertentu. Sistem organ adalah kelompok berbagai organ yang saling berinteraksi dan bekerja sama dan membentuk sebuah fungsi yang kompleks untuk kehidupan makhluk hidup. Jaringan pembentuk organ atau vertebrat dapat dikelompokan ke dalam empat kategori utama berdasarkan fungsi, yaitu  :  jaringan epithelium, jaringan ikat, jaringan saraf, dan jaringan otot. Keempat jaringan tersebut ditemukan pada semua  hewan  kecuali hewan yang paling sederhana.
B.     Macam-macan struktur dan fungsi jaringan hewan
1.   Jaringan Epitelium
Jaringan epitelium adalah jaringan pembatas dan pelapis yang menyelubungi atau melapisi permukaan organ, rongga, dan saluran, baik di luar maupun di dalam tubuh. Jaringan epitelium tersusun atas lapisan sel-sel yang sangat rapat susunannya, serta dapat membatasi rongga-rongga dalam tubuh. Contohnya permukaan sebelah luar yang meemiliki jaringan epitelium adalah kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung jaringan epitelium adalah permukaan dalam usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga. Jaringan epitelium dapat berasal dari perkembangan lapisan ektoderma, mesoderma, atau endoderma.
 Jaringan epitelium yang melapisi lapisan luar tubuh adalah  disebut epidermis, jaringan epithelium yang melapisi organ dalam disebut endothelium, misalnya pada kapiler darah, pembuluh limfa, dan jantung. jaringan epithelium yang membatasi rongga disebut mesotelium, misalnya pada pericardium, pleura, dan peritoneum.. Sel-sel epitelium melekat pada membran dasar yang terbuat dari jaringan ikat. Membrane dasar mengandung serat kolagen yang tertanam dalam matriks. Fungsi membran dasar adalah untuk menyokong jaringan epitel.

a.       Ciri-ciri jaringan epitelium
Jaringan Epitelium memiliki ciri-ciri khusus yang membedakannya dengan jaringan lain. Ciri jaringan epithelium adalah sebagai berikut :
1)   Sel-selnya tersusun rapat sehingga tidak ada ruang antar sel.
2)   Jaringan epitelium tidak mengandung pembuluh darah, tetapi       mengandung ujung saraf. Sel epitelium mendapat makanan dari kapiler darah yang terdapat pada jaringan ikat .
3)   Jaringan epithelium memiliki kemampuan regenerasi yang cukup tinggi. Ada epithelium yang rawan terhadap gesekan sehingga permukaan sel akan aus. Adapula yang akan rusak akibat zat yang diakibatkan oleh bakteri, asam, atau asap. Selama sel epitalium mendapat cukup nutrien, sel epithelium akan cepat menggati sel-sel yang rusak tersebut melalui pembelahan sel.
b.      fungsi dari jaringan epitelium :
1)   Absorpsi, sebagai alat penyerapan, ditemukan pada usus halus
2)   Sekresi, sebagai alat penghasil zat atau cairan yang bermanfaat, ditemukan pada kelenjar buntu
3)   Transport, sebagai alat pengangkutan, ditemukan pada pembuluh darah dan tubula ginjal
4)   Ekskresi, sebagai alat pembuangan sisa metabolisame ditemukan pada kelenjar keringat
5)   Proteksi, sebagai alat perlindungan, ditemukan pada kulit
6)   Sensori, sebagai alat penerima rangsang, ditemukan pada alat indera 
7)   Lubrikasi, sebagian besar saluran-saluran dalam tubuh permukaannya harus tetap basah, sehingga epithelium yang menutupi harus mampu menghasilkan cairan tertentu, misalnya epithelium yang melapisi vagina.
c.       Macam-macam struktur dan fungsi  jaringan Epitelium
Jaringan epitelium dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok berdasarkan bentuk dan jumlah lapisannya.
1)   Berdasarkan Bentuknya jaringan epithelium dibedakan menjadi tiga  macam yaitu :
a)   Epitelium pipih yaitu, epitel yang memiliki nukleus berbentuk cakram.
b)   Epitelium kubus yaitu,memiliki nukleus berbentuk bulat.
c)   Epitelium batang atau silindris yaitu, memiliki berbentuk oval yang memanjang atas bawah. 

Gambar 1.1 : a) Epitel pipih, 2) Epitel kubus dan, 3) Epitel batang

Berdasarkan jumlah lapisannya, epitelium dapat dibedakan menjadi epitelium selapis (simpleks) dan epitelium berlapis (kompleks).
a.    Epitelium selapis (kompleks)
              Epitelium selapis yang terdiri atas satu lapis sel. Jenis jaringan epitelium selapis terdiri dari epitelium pipih selapis, kubus selapis, batang selapis dan batang berlapis semu.
1)      Epitelum pipih selapis (squamous)
         Epitelium pipih selapis terdiri atas selapis sel berbentuk pipih, tipis, bersifat permeabel (dapat tembus) dan berisi sedikit sitoplasma yang membungkus inti di bagian tengah. Ditemukan pada organ-organ seperti pada dinding dalam kapiler darah dan dinding alveolus paru-paru. Jaringan epitel pipih selapis berfungsi dalam proses filtrasi, sekresi, dan difusi osmosi.








Gambar 1.2 : epitelium pipih selapis pada alveolus paru-paru

2)   Epitel kubus selapis (cuboidal)
Epiteium kubus selapis yaitu epitelium yang memiliki selapis sel berbentuk kubus. Ditemukan pada beberapa saluran seperti pada saluran ludah, kelenjar keringat dan saluran pada tubulus ginjal. Yang berfungsi sebagai tempat sekresi dan absorpsi.

Gambar  1.3 : epitelium kubus selapis pada tubulus ginjal
3)      Epitel batang selapis (silindris)
Epitelium batang selapis terdiri atas selapis sel berbentuk memanjang. Epitelium ini berfungsi dalam gerakan aktif molekul, seperti absorpsi, sekresi, dan transport ion. Epitelium batang selapis melapisi saluran pencernaan mulai dari lambung sampai anus, serta pada kelenjar dan diselingi sel goblet diantaranya. Sel goblet adalah sel yang menghasilkan lendir atau mucus. Contohnya pada usus halus. Epitel batang selapis ada yang memiliki silia pada permukaanya, seperti yang terdapat pada oviduk (saluran telur), lapisan sebelah dalam saluran rahim. Epitelium selapis ada yang tidak memiliki silia, misalnya terdapat pada dinding sebelah dalam usus dan kantung empedu. Silia membantu ovum bergerak menuju rahim.

Gambar  1.4 : epitelium batang selapis pada lambung dan usus
4)      Epitelium batang berlapis semu
            Tinggi epitel jenis ini bervariasi. Semua sel melekat pada membran dasar, tetapi hanya sel yang tinggi yang mencapai permukaan apikal epitelium. Nukleus sel terdapat pada ketinggian yang berbeda, sehingga tampak seolah-olah epitelium tersebut berlapis. Sel ini terdapat misalnya pada trakea dan pada bagian dalam saluran pernafasaan, yang berfungsi mengeluarkan debu yang terperangka pada lendir dari paru-paru.
Gambar 1.5 : epitelium batang berlapis semu pada   trakea

b.      Epitelium berlapis (Kompleks) 
Epitelium berlapis tersusun atas dua atau lebih lapisan sel. Sel-sel tersebut bergenerasi di lapisan bawah; artinya, sel bagian bawah membelah terdorong keatas untuk mengganti sel di bagian atasnya yang lebih tua. Umur epitelium berlapis lebih lama dari pada sel epitelium selapis. Fungsi utama epitelium berlapis adalah sebagai pelindung.

     Beberapa Jenis jaringan epitelium berlapis yaitu diantaranya sebagai berikut :
1)      Epitelium pipih berlapis
Epitelium pipih berlapis terdiri banyak lapisan sel dan sel di permukaannya berbentuk pipih. Sel-sel di lapisan yang lebih dalam berbentuk kubus atau batang. Dari semua tipe epitelium, epitelium pipih berlapislah yang paling tebal dan paling sesuai untuk fungsi perlindungan. Terdapat pada permukaan kulit, esophagus, dan vagina. Pada vagina dan esophagus, permukaan epitelnya selalu basah.
 









Gambar 1.5 : epitel pipih berlapis pada esofagus
2)      Epitel kubus berlapis
Epitelium berlapis kubus jarang ditemukan pada tubuh.  Epitelium jenis ini terdapat pada beberapa bagian tubuh, yakni pada folikel ovarium yang sedang berkembang, kelenjar keringat, dan saluran kelenjar ludah. Fungsi jaringan ini adalah sebagai pelindung dan penghasil mukus. Selain itu, berfungsi sebagai penggesek.

.                                              

Gambar 1.6 : epitelium kubus berlapis pada saluran kelenjar ludah
3)      Epitel Batang Berlapis
               Seperti namanya, jaringan ini tersusun banyak sel lapisan sel yang berbentuk batang. Jaringan ini terdapat pada beberapa organ tubuh seperti pada bagian mata yang berwarna putih, faring, laring, dan uretra pria. Fungsinya yaitu sebagai tempat sekresi yakni penghasil mukus. Dan ekskresi, misalnya kelenjar ludah dan kelenjar susu.
Gambar 1.7 : epitel batang berlapis pada ureter pria

4)   Jaringan transisional
Epitelium transisional merupakan jaringan epitel berlapis yang sel-selnya dapat berubah-ubah dari bentuk pipih menjadi kubus. Apabila dalam keadaan tertekan, sel-selnya berbentuk pipih. Namun, dalam kondisi tidak tertekan sel-selnya berbentuk kubus. Epitel jenis ini dapat ditemukan pada kantung kemih, ureter, uretra, dan ginjal. Jika kantung kemih dalam keadaan kosong, sel-selnya berbentuk kubus sebaliknya, jika kantung kemih dalam keadaan penuh, sel-sel epitelnya berbentuk pipih.

Gambar 1.9 : 1)  kandung kemih kosong (pipih), dan 2) kandung kemih berisi urine (kubus) yang terdapat pada kantung kemih anjing
c.       Epitelium berdasarkan Struktur dan Fungsi
Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan epitelium penutup dan jaringan epitelium kelenjar.

1)      Jaringan epitelium Penutup
          Jaringan epitelium penutup berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya. Jringan ini terdapat di permukaan tubuh, permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada pada tubuh, misalnya pada dinding sebelah dalam saluran pencernaan dan pembuluh darah.
2)      Jaringan epitelium Kelenjar
Epitelium kelenjar adalah epitilium yang terdapat pada kelanjar kelanjar. Epitilium ini tersusun atas sel-sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair. Getah cair ini berbeda dengan darah dan cairan antarsel. Berdasarkan cara kerja kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar esokrin dan kelenjar endokrin.
Bentuk kelenjar ada yang seperti tabung lurus (tubular) dan ada yang membulat (alveolar). Setrukturnya ada yang sederhana, yaitu apabila memiliki hanya satu saluran menuju ke perm;ukaan epitelium. Ada pula yang majemuk, yaitu jika memiliki lebih dari satu saluran menuju ke permukaan epitelium.
a.       Kelenjar esokrin
Kelenjar esokrin merupakan kelenjar yang memiliki saluran pengeluaran untuk menyalurkan hasil sekresinya. Zat sekret dapat berupa enzim, keringat, dan air ludah. Berdasarkan banyaknya sel penyusun, kelenjar esokrin dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu uniseluler dan multiseluler. Kelenjar esokrin uniseluler tersusun atas satu sel. Contohnya sel goblet,yaitu sel epitelium penghasil mukus (lendir) yang terdapat pada lapisan usus halus dan saluran pernafasaan. Adapun kelenjar multiseluler tersusun atas bnyak sel.
Berdasarkan bentuk dan strukturnya, kelenjar esokrin dapat diklasifikasikan sebagai berikut :




                                                             
 



       (5)                  (6)                  (7)                         (8)

Gambar 1.9 : beraneka macam bentuk kelenjar esokrin
                                   
1)      Kelenjar tubuler sederhana, contohnya adalah kelenjar Lieberkuhn pada dinding usus vertebrata.
2)      Kelenjar tubuler bergelung sederhana, contohnya adalah  kelenjar keringat pada kulit.
3)      Kelenjar tubuler bercabang sederhana, contohnya adalah kelenjar dilambung.
4)      Kelenjar alveolar sederhana, contohnya adalah  kelenjar mukus dan kelenjar racun pada kulit katak.
5)      Kelenjar alveolur bercabang sederhana, contohnya pada kulit.
6)      Kelenjar tubuler majemuk, contohnya adalah  kelenjar Brunner di usus halus.
7)      Kelenjar alveolar majemuk, contohnya adalah  kelenjar susu (glandula mamae).
8)      Kelenjar tubule-alveolur majemuk, contohnya kelenjar ludah submaksilaris (bawah rahang atas).
d.   Kelenjar endokrin
Merupakan kelenjar yang tidak memiliki saluran pengeluaran. Sekret yang dihasilkan langsung masuk kepembuluh darah sehingga disebut juga kelenjar buntu. Sekret yang dihasilkan disebut hormone. Contoh kelenjar endokrin adalah kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, dan adrenal.
2.      Jaringan ikat
Jaringan ikat merupakan jaringan yang menghubungkan antara jaringan yang satu dengan jaringan yang lain. Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berasal dari mesoderm, yaitu lapisan embrio. Jaringan ikat sering disebut juga jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat tidak berimpitan rapat, tetapi tersebar.
            Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen  interseluler yang disebut matriks. Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Dengan demikian, secara garis besar, jaringan ikat terdiri atas sel-sel jaringan ikat dan matriks.
Fungsi jaringan ikat antara lain sebagai berikut :
a.       Melekatkan suatu jaringan ke jaringan lain.
b.   Membungkus organ-organ
c.    Mengisi rongga di antar organ-organ.
d.   Mengangkut zat oksigen dan makanan kejaringan lain
e.    Mengangkut sisa-sisa metabolisme kealat pengeluaran.
f.    Menghasilkan kekebalan (imunitasi).

1.      Komponen Jaringan Ikat
Jaringan ikat pada dasarnya tersusun atas tiga komponen utama, yaitu sel, serabut, dan zat dasar( matriks).
a.       Sel
Sel yang menyusun jaringan ikat terdiri dari beberapa jenis, namun semuanya berasal dari sel mesenkim yang merupakan penyusun jaringan mesenkim pada awal kehidupan embrio. Macam sel penyusun jaringan ikat antara lain fibroblas, makrofag, sel tiang (mast), sel lemak, sel plasma, dan sel darah putih (leukosit).
Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai berikut :
1)      Fibroblas berfungsi mensekresikan protein, khususnya fibroblast yang berbentuk serat.
2)      Makrofag berbentuk tidak teratur dan khusus terdapat didekat pembuluh darah. Makrofag dapat bergerak menuju tempat terjadinya peradangan.
3)      Sel tiang berfungsi menghasilkan substansi heparin dan histamine. Heparin berfungsi mencegah pembekuan pembuluh darah, sedangkan histamine berfungsimeningkatkan permebilitaskapiler darah.
4)      Sel lemak dadalah sel terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak. Jika suatu jaringan ikat banyak mengandung sel lemak, maka jaringan ikat tersebut jaringan adipose.
5)      Sel darah putih berfungsi melawan pathogen yang berupa bakteri, virus, atau protozoa. Sel darah putih dapat bergerak bebas secara diapedesis (bergerak keluar menembus pembuluh darah) di8antara darah, limfa, atau jaringan ikat untukn membersihkan patogen. Ada dua jenis sel darah putih yaitu yang bergranula (granulosit), terdiri atas eosinofil, basofil, dan neotrofil, serta tidak bergranula (agranulosit), terdiri atas limfosit.

b.         Serabut
Serabut atau serat penyusun jaringan ikat terdiri atas tiga macam, yaitu serat kolagen, serat elastin, dan serat retikulum.
1)      Serat kolagen (serabut putih)
kolagen merupakan serabut yang paling banyak ditemukan dan bersifat sangat liat dan ulet. Dalam jumlah sedikit tidak berwarna tetapi dalam jumlah banyak berwarna putih, misalnya kolagen terdapat pada tendon.yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.
2)      Serat elastin  (serabut kuning)
serabut elastin ini lebih halus dari serabut kolagen dan bersifat elastis (kenyal). Dalam jumlah sedikit tidak berwarna, namun dalam jumlah banyak berwarna kuning, misalnya pada bantalan lemak, pembuluh darah, dan ligament.
3)      Serat retikulum
Reticulum (artinya jala) merupakan serabut halus dan bercabang berbentuk seperti jala. Serat ini berfungsi menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain, misalnya pada sistem saraf.
c.       Zat dasar (matriks)
Zat dasar dari jaringan ikat merupakan zat yang amrof (tidak berbentuk), tidak berwarna dan homogen, yang tersusun atas molekul karbohidrat, protein, dan air. Zat dasar berperan mengisi ruang antarsel dan serabut dari jaringan ikat.

            Bahan dasar penyusunan matriks adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Bentuk bahan ini adalah homogen setengah cair. Jika kandungan asam hialuronat tinggi, matriks bersifat lentur. Sebaliknya, jika mukosakarida sulfatnya tinggi, matriks bersifat kaku. Bahan dasar ini jika terdapat di dalam sendi bersifat kental, tetapi jika terdapat di dalam tulang punggung bersifat kental, tetapi jika terdapat di dalam tulang punggung bersifat padat.

2.      Macam-macam jaringan ikat
            Jaringan ikat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu jaringan Adiposa, jaringan ikat longgar, jaringan ikat padat, jaringan tulang rawan (kartilago), jaringan tulang (Osteon), jaringan darah, dan jaringan limfa.
a.       Jaringan adiposa
Jaringan adiposa adalah bentuk khusus dari jaringan ikat longgar yang menyimpan lemak dalam sel-sel adiposa yang tersebar di seluruh matriksnya.

Gambar 1: jaringan adipose

b.      Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat longgar merupakan jaringan yang memiliki susunan serat-seratnya yang longgar. Jaringan ini memiliki matriks besar dengan banyak sel dan serabut yang melekat di dalamnya (fibroblast, sel plasma, makrofag, dan sel darah putih). Jaringan pengikat longgar tersusun atas serabut kolagen dan serabut elastin. Jaringan ikat longgar dapat ditemukan di sekitar serta diantara organ atau pembungkus pembuluh darah dan saraf.

Gambar 1.2 : jaringan ikat longgar

jaringan ikat longgar memiliki banyak substansi dasar, fungsi jaringan ikat longgar adalah sebagai berikut :
1)      Memberi bentuk organ dalam, misalnya kelenjar limfa, sumsum tulang dan hati.
2)      Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya :
a)   Menyelubungi serat otot
b)   Melekatkan jaringan dibawah kulit
c)   Membentuk membran yang membatasi jantung dan rongga perut
d)  Membentuk membran yang disebut mesenteris yang berfungsi menempatkan organ pada posisi yang tepat.
c.       Jaringan ikat padat
Jaringan ikat padat merupakan jaringan yang memiliki susunan serat-seratnya yang padat, karena banyak mengandung serat berkolagen. Serat-serat itu tersusun dalam berkas paralel. 

Gambar 1.3: jaringan ikat padat

      Jaringan ikat padat tersusun atas jaringan serabut putih (kolagen) yang fleksibel, tetapi tidak elastin. Jaringan ini dapat ditemukan di fasia, selaput urat, ligament, dan tendon.
      Fungsi jaringan padat yaitu sebagai penyokong dan proteksi. Selain itu, juga sebagai penghubung antara otot dan tulang (tendon) serta penghubung antara tulang dan tulang (ligament).
Jaringan ikat padat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan ikat padat teratur dan tidak teratur :
1)      Jaringan ikat padat tak teratur mempunyai pola yang tidak teratur. Jaringan ini tidak terdapat pada bagian dermis kulit dan pembungkus tulang.
2)      Jaringan ikat padat teratur mempunyai pola yang teratur. Jaringan ini terdapat pada tendon yang mengubungkan otot dengan tulang ; dan ligament yang menghubungkan tulang dengan tulang.
d.      Jaringan tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi dari jaringan ikat berserat dengan matriks elastis. Matriks tulang rawan merupakan campuran protein dengan polisakarida yang disebut kondrin. Oleh karena itu tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas. Kondrosit terletak dalam lakuna yang terdapat dalam perikondrium.

Gambar 1.4 :jaringan tulang rawan

Pada manusia tulang rawan terdapat pada hidung, telinga, laring, trakea, lempeng intervertebral, permukaan hubungan tulang, dan ujung tulang rusuk. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan kondrin.
Ada tiga jenis tulang rawan, yaitu : tulang rawan hialin, tulang rawan elastic, dan tulang rawan fibrosa :
1)      Tulang rawan hialin
   
Gambar 1.5 : jaringan tulang rawan hialin

2)      Tulang rawan elastis
 
Gambar 1.6 : jaringan tulang elastik

3)      Tulang rawan fibrosa
Gambar 1.6 : jaringan tulang fibroblast

e.       Jaringan tulang sejati (osteon)

Gambar 1.7:  tulang sejati
Tulang sejati merupakan jaringan ikat yang mengandung mineral. Jaringan tulang sejati disusun oleh sel-sel tulang atau osteosit. Osteosit berasal dari sel induk tulang atau osteoblas. Osteosit terletak dalam lacuna. Osteosit satu dengan yang lainnya saling berhubungan melalui kanalikuli. Osteosit tersusun dalam lapisan konsentris yang disebut lamella. Perhatikan gambar : 1.7.
      Sifat tulang sejati lebih keras dibandingkan tulang rawan karena matriksnya mengandung serabut kolagen dan bahan anorganik, antara lain kalsium, fosfor, bikarbonat, serat, Mg, K, Na, dan hidroksi apatit. Jaringan tulang mengandung osteoklas, yaitu sel berukuran besar dengan jumlah inti 6-50. Osteoklas menghasilkan enzim kolagenase dan enzim proteolitik lain yang berfungsi merombak tulang serta mengatur bentuk tulang.


Gambar 1.7: Saluran Havers dikeliling oleh osteosit yang terdapat di dalam lakuna

Lamella adalah lapisan konsentris matriks yang terdiri dari garam mineral dan serat kolagen. Lakuna adalah suatu ruang kecil di antara lamella yang di dalamnya mengandung osteosit. Knalikuli adalah saluran yang berfungsi menyalurkan makanan dan mengeluarkan zat sisa. Saluran havers, saluran yang berisi pembuluh darah dan saraf. Di dalam saluran havers terdapat saluran volkman yang menghubungkan dua saluran havers.
Jaringan tulang memiliki matriks interseluler yang mengandung kapur. Hal ini disebabkan oleh adanya endapan garam-garam mineral CaCO3 dan Ca(PO4)2. Jaringan tulang mengalami klasifikasi, yaitu proses penambahan kalsium pada tulang sehingga tulang mejadi kuat.
Berdasarkan ada tidaknya rongga di dalamnya, tulang dibedakan atas tulang kompak (tulang keras) dan tulang spons (tulang berongga).
1.      Tulang keras (tulang kompak)
Jaringan tulang karas merupakan jaringan yang memiliki matriks padat. Yang berfungsi sebagai penyusun keranggka tubuh.
Pada tulang kompak terdapat sistem Havers yang terdiri dari 4-20 lamela Havers yang tersusun kosentris mengelilingi saluran Havers. Sistem Havers merupakan unit penyusun tulang. Saluran Havers mengandung pembuluh darah dan saraf sebagai penyuplai nutrient untuk menghidupi tulang.
2.      Tulang spons (tulang bunga karang)
Jaringan tulang spons merupakan jaringan yang memiliki matriks berongga.
Pada tulang spons tidak terdapat sistem Havers. Tulang spons terdiri dari trabekula. Tulang yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Trabekula adalah struktur penyusun tulang spons yang berbentuk seperti kumpulan jarum atau lempengan.

Gambar 1.8 : tulang spons dan tulang kompak

f.       Jaringan darah
Jaringan darah adalah gabungan dari cairan sel – sel dan partikel yang menyerupai sel, yang mengalir dalam arteri kapiler dan vena. Jaringan darah memiliki ciri-ciri tersusun atas bagian yang cair yang disebut (plasma darah) dan bagian yang padat, yaitu sel darah itu sendiri. Jaringan darah berfungsi, antara lain untuk Mengangkut sari–sari makanan (nutrien) keseluruh tubuh dan mengagkut zat-zat buangan hasil metabolisme keluar dari sel, Mengangkut O2 dari paru – paru ke seluruh tubuh, Mengangkut CO2 dari seluruh tubuh ke paru – paru, dan melawan bibit penyakit.
Darah termasuk jaringan ikat khusus karena darah berasal dari jaringan mesenkim. Darah terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leokosit), keeping darah (trombosit), dan plasma darah. Plasma darah merupakan cairan yang mengandung anorganik (misalnya ion-ion karbonat, natrium, klorida) dan zat organik (misalnya protein, asam amino, glukosa, hormone). Selain itu plasma darah merupakan zat antar sel yang mengandung sel-sel darah dan keeping darah.

Gambar 1.9 : komponen penyusun darah

Secara umum sel darah dibentuk dalam sumsum tulang, kecuali 2 macam sel darah putih (likosit dan monosit) dibentuk dalam darah. Sel darah putih berfungsi sebagai pelindung terhadap benda asing yang masuk kedalam tubuh. Keeping darah berperan dalam proses pembekuan darah.


g.      Jaringan limfa
Jaringan limfa yaitu jaringan yang berfungsi untuk mengangkut protein, lemak, dan zat lain dari jaringan ke system peredaran. Jaringan limfa memiliki ciri-ciri, antara lain terbentuk dari air, glukosa, lemak, dan garam; komponen selulernya berupa limfosit serta granulosit. Cairan limfa berperan dalam sistem kekebalan tubuh (imunitas).
3.      Jaringan otot
Jaringan otot adalah jaringan yang terdiri atas serabut-serabut otot (myofibril) yang tersusun atas sel-sel otot yang dibungkus oleh membran sarkolema. Jaringan otot berfungsi sebagai alat gerak aktif dan terdapat pada anggota gerak maupun organ-organ dalam tubuh. Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filament (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot memendek dan memanjang.
Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah  lapisan membran yang mengelilingi sel otot.
Di dalam tubuh kita ada tiga jenis otot, yaitu otot polos (viseral), otot lurik (rangka), dan otot jantung.
a)      Otot polos
                  Otot polos terdiri atas sel-sel berbentuk seperti gelendong yang panjangnya antara 30-200 milimikron. Otot polos memiliki satu inti yang terletak dibagian tengah sel. Sel otot polos dipersarafi oleh system saraf autonom. Kontraksi sel otot polos tidak dibawah pengaruh kesadaran sehingga disebut otot involunter.


Gambar 1: Otot polos

      Aktifitas otot polos tidak menimbulkan kelelahan meskipun aktifitas terjadi dalam jangka waktu yang lama. Untuk berkontraksi, otot polos memerlukan waktu anatar 3 detik samai 3 menit. Otot polos terdapat pada rongga tubuh seperti saluran pencernaan makanan, kantung kemih, organ reproduksi, pembuluh darah, dan saluran pernafasan.
b)      Otot lurik
                  Otot lurik merupakan otot yang menempel pada rangka. Oleh karena itu, sering disebut juga otot rangka.
Otot lurik terdiri atas sel berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang. Panjang sel bervariasi antara 3-4 cm. Otot untuk lurik memiliki banyak inti sel yang terletak di bagian tepi sel. Miofibril terletak sejajar dengan serabut otot membentuk daerah terang (isotrop) dan gelap (anisotropy) sehingga tampak seperti  garis-garis melintang.



Gambar 1.2 : Otot lurik
Sel otot lurik di persarafi oleh sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik dibawah kesadaran sehingga disebut otot volunteer. Kontraksi otot lurik cepat dan kuat serta dapat menimbulkan kelelahan.
Fungsi Otot lurik Untuk menggerakkan tulang pada artikulasinya (kontraksi dan relaksasi).
·         Mempertahankan sikap tubuh.
·          Menstabilkan sendi Mengekalkan postur.

c)      Otot jantung
                 Otot jantung yaitu otot yang kerjanya tidak disadari. Akan tetapi, otot jantung berbeda dengan otot polos. Struktur otot jantung menyerupai otot lurik. Perbedaannya terletak pada percabangan dan intinya. Sel-sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium. Sel otot jantung memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di bagian tengah sel. Sel otot jantung dipersarafi oleh system saraf autonom. Kontraksi otot jantung tidak dibawah pengaruh kesadaran (involunter) dan tidak menimbulkan kelelahan. Otot jantung hanya terdapat di jantung.

Gambar 1.3 : Otot jantung

Fungsi otot jantung, Otot ini bekerja di luar kesadaran dan hanya terdapat di miokardium jantung. Otot jantung ini hanya berfungsi mengatur kontraksi kerja jantung.



4.       jaringan saraf 
Jaringan saraf adalah jaringan yang sangat rumit (kompleks). Namun pada dasarnya jaringan ini terdiri dari dua jenis sel saja, yaitu neuron (sel saraf) dan neuroglia (penyokong neuron).
a.       Neuron adalah sel yang berfungsi sebagai pembawa dan pengirim pesan/rangsang/sinyal (impuls saraf) dan merupakan unit utama dari sistem saraf.
b.      neuroglia adalah sel yang tidak ikut berperan dalam transmisi impuls, tetapi menunjang kerja neuron. 
Neuron merupakan perantara komunkasi antara otak dan tubuh. Rangsangan dari organ rangsang akan melewati neuron sebelum mencapai saraf pusat. Rangsangan secara spontan dibangkitkan di otak dan disalurkan ke organ tubuh (efektor) lewat saraf tepi.

a.    Struktur sel saraf (Neuron)
Sitoplasma neouron mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.


Gambar 1: struktur sel saraf

            Badan sel adalah bagian utama neuron yang mengandung inti. Badan sel saraf dapat terletak di sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang), dapat pula di luar sistem saraf pusat. Pada kasus pertama, disebut inti, sedangkan kumpulan badan sel di luar sistem saraf pusat disebut ganglion (simpul saraf). Dendrit merupakan kumpulan serabut sitoplasma yang befungsi membawa  rangsangan menuju ke badan sel. Akson merupakan serabut sitoplasma tunggal. Akson berfungsi membawa rangsangan meninggalkan badan sel.

b.      Jenis sel saraf
Neuron digolongkan berdasarkan pada cara neuron memindahkan dan posisi yang ditempati neuron. Berdasarkan kedua hal tersebut, ada tiga jenis neuron, yaitu neuron sensori, neuron intermediet, dan neuron motor.

c.       Neuron sensorik (neuron aferen)
Neuron sensori yaitu neuron yang menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsang (reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan susmsum tulang belakang). Oleh karena itu neuron ini disebut juga neuron indera karena dendrit neuron ini berhubungan dengan alat indera untuk menerima impuls sedangkan aksonnya berhubungan dengan neuron lain. Badan sel neuron sensori bergerombol membentuk ganglion yang berlanjut ke sumsum tulang belakang. Akson neuron sensori membawa rangsangan menuju ke jaringan saraf pusat.
d.      Neuron intermediet (interneuron)
Interneuron atau saraf penghubung ialah sel sraf yang terdapat di pusat saraf, yang berfungsi untuk meneruskan rangsangan dari neuron sensorik ke neuron motorik. Neuron ini disebut neuron penghubung atau perantara karena ujung dendrit neuron yang satu berhubungan dengan ujung akson neuron yang lain. Neuron intermidiet juga merupakan neuron berkutub banyak (multipolar) yang memiliki banyak dendrit dan akson.
e.       Neuron motorik (neuron eferen)
Neuron motorik berfungsi mengirimkan impuls dari sistem saraf pusat ke otot dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Neuron ini disebut neuron penggerak karena neuron motorik dendritnya berhubungan dengan akson lain sedangkan aksonnya berhubungan dengan efektor yang berupa otot atau kelenjar.

C.     Perbedaan kangker dan tumor
1.   Kanker
Kanker merupakan jaringan tumbuh yang tidak terkendali akibat adanya faktor pencetus yang mengganggu kegiatan metabolisme. Kanker merupakan suatu kegagalan morfogenesis dan diferensiasi normal. Sel yang normal membelah diri menjadi jaringan dengan “mengetahui” berapa kecepatan membelah diri dan kapan berhenti membelah. kanker dikenal dengan tumor ganas. Sebab, pertumbuhan sel kanker abnormal dalam sifat dan jumlahnya, juga mengganggu dan merusak jaringan disekitarnya. Pada stadium lanjut yang sering disebut dengan  metastasis, sel-sel kanker menyebar ke seluruh bagian organ tubuh.
 Contoh beberapa macam kanker yaitu, a) kangker otak,  dan b) kanker serviks.

Gambar 1: a) kanker otak, b) kanker serviks

        Perkembanganbiakan, morfogenesis dan diferensiasi sel-sel normal  mengharuskan sel-sel ada disuatu tempat yang tepat dalam tubuh. Contohnya jika sel epitel yang sedang membelah diri mencapai sumsum tulang, maka sel epitel akan berhenti membelah dan mati. Jika sel-sel sumsum tulang disuntikan secara intravena pada hewan percobaan atau seseorang, sel-sel tersebut akan tertanam di seluruh tubuh, tetapi hanya sel-sel pokok yang tertanam di sumsum tulang yang mampu membelah diri dan berdiferensiasi menjadi sel-sel darah.
Kanker selalu dimulai dari satu lokasi tertentu. Kanker awal ini disebut tumor primer. Setelah suatu periode pertumbuhan yang tak terkendali, sel-sel akan terlepas dari tumor primer dan terangkut dalam cairan getah bening (limfa) dan darah ke bagian lain dari tubuh. Di lokasi yang baru, sel-sel lepas dari tumor primer akan tumbuh menjadi tumor-tumor baru jika habitatnya cocok. Fenomena ini disebut metastatis.
        Sel-sel kanker tidak pernah memperoleh struktur normal dan fungsi khas sesuai jaringan tempat mereka tumbuh. Setiap kanker dimulai dari sebuah sel dan sel kanker tidak menyerang massa sel seperti infeksi. Jadi, semua kanker pada metastasis maupun pada tumor primer merupakan sebuah klon.
        Mieloma adalah sebuah kanker sel pembentuk antibody yang disebut sel plasma. Dari mieloma dapat dibuat jutaan macam molekul antibody yang berbeda. Setiapsel plasma yang bersifat kanker pada seseorang penderita myeloma akan membuat molekul antibody yang sama. Meskipun tumor memiliki sifat abnormal dalam morfogenesis dan diferensiasinya, mereka tergantung pada bantuan metabolism pada jaringan normal. Ketika tumor berkemban, tumor melepaskan sel-sel ke dalam cairan getah bening dan darah.

a.       Penyebab kangker
Kanker dapat timbul karena faktor genetik atau karena karsinogen.
1)      Faktor genetik
Sel kanker merupakan sifat yang diwariskan secara tetap. Sel kanker diwariskan ke generasi berikutnya pada setiap mitosis seperti sifat lain yang dikontrol secara genetik. Penderita penyakit menurun tidak mempunyai enzim untuk memperbaiki DNA yang rusak. Contohnya pada kanker kulityang disebut seroderma pigmentosum, penyinaran dengan sinar ultra violet merusak DNA sehingga kanker kulit berkembang terutama pada bagian tubuh yang terdapat sinar matahari.
2)      Karsinogen
Zat kimia karsinogenetik (menyebabkan kanker) karena berinteraksi langsung dengan molekul DNA dan menyebabkan mutasi. Dalam suatu uji coba, bahan kimia karsinogen yang dicampur dalam pekan untuk hewanpercobaan ternyata mengakibatkan timbulnya tumor pada hewan percobaan tersebut. Contoh bahan kimia yang bersifat karsinogen adalah asap rokok, gas mostar, dan asbes.
Proses penuaan juga menyebabkan berkembangnya kanker. Ada dua faktor utama yang terlibat, yaitu sebagai berikut :
a.       Sel-sel mengalami perubahan secara akumulatif yang disebabkan oleh adnya karsnogen.
b.      Sel-sel yang telah tua kurang mampu memperbaiki genetis.
3)      Resistensi bawaan
Manusia mempunyai meristem resistensi bawaan terhadap berbagai faktor yang menyebabkan kanker. Ada suatu bentuk kekebalan yang dihasilkan jika sel-sel diinfeksi oleh virus, sel itu menjadi tahan (kebal) terhadap infeksi selanjutnya oleh tipe virus yang sama. Sistem pertahanan alamiah ini disebabkan oleh suatu protein, yaitu interferon. Interferon tidak sama dengan antibodi karena interferons spesifik tidak diproduksi sebagai respons terhadap virus tertentu. Berbagai macam virus akan menyebabkan sel memproduksi interferon yang sama.
Sel-sel manusia memproduksi tiga jenis interferon sesuai dengan jenis sel yang memproduksinya, yaitu :
a.       Interferon fibroblast
b.      Interferon leokosit
c.       Interferon sel-sel T
Ketiga protein tersebut dikenal sebagai glikoprotein, yaitu suatu persenyawaan protein dengan karbohidrat.

2.               Tumor
Tumor (bahasa Latin; pembengkakan) menunjuk massa jaringan yang tidak normal, tetapi dapat berupa “ganas” (bersifat kanker) atau “jinak” (tidak bersifat kanker). Hanya tumor ganas yang mampu menyerang jaringan lainnya ataupun bermetastasis.
Tumor adalah istilah umum yang digunakan untuk segala pembengkakan atau benjolan yang disebabkan oleh apa pun, baik oleh pertumbuhan jaringan baru maupun adanya pengumpulan cairan seperti kista atau benjolan yang berisi darah akibat benturan. Namun, istilah tumor umumnya digunakan untuk menyatakan adanya benjolan yang disebabkan oleh pertumbuhan jaringan baru, tetapi bukan radang. Oleh karena itu, dikenal istilah tumor jinak (benigna, benign) dan tumor ganas (maligna, malignant) yang berarti kanker. pertumbuhan tumor lebih jinak dibandingkan dengan kanker. Jumlah sel tumor yang bertambah hanya terbatas dan tidak menganggu atau menyebar sel-sel disekitarnya. Karena itu, pertumbuhan tumor disebut tumor jinak.
Perkembangan  tumor relatif  lambat dan tetap berada di satu lokasi namun meskipun lambat, Tumor yang tidak ditangani dengan benar cenderung akan membesar.


Gambar 1.2 : macam-macam tumor

1)      Penyebab Penyakit Tumor

Mutasi DNA di dalam sel yang terakumulasi merupakan faktor utama penyebab tumor. Sebenarnya sel manusia memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta fragmentasi nukleus, dan sel itu sendiri. Berikut ini beberapa hal yang dapat menjadi pemicu penyebab tumor :
a)       Ketergantungan rokok yang mengandung nikotin dan zat-zat adiktif lainnya.
b)       Mengonsumsi minuman beralkohol
c)       Gaya hidup yang tidak sehat
d)       Obesitas (kegemukan)
e)       Benzene dan zat kimia lain yang berada di lingkungan, diserap oleh darah sehingga meracuni seluruh jaringan tubuh.
f)        Sinar radiasi matahari yang tidak mampu ditahan oleh jaringan kulit hingga menembus ke dalam dan membuat karakteristik kulit berubah
g)       Masalah genetis
h)       Akibat radiasi

2)      Gejala Tumor

a)       Munculnya benjolan yang bertumbuh dan membesar pada bagian tubuh tertentu
b)       Terjadinya penebalan jaringan.
c)       Pendarahan atau keluarnya zat cair dari tubuh.
d)       Nyeri haid yang rutin dan berkepanjangan pada wanita
e)       Sakit atau luka lama yang tidak sembuh-sembuh.
f)        Kehilangan berat badan secara cepat





















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Jaringan adalah  kumpulan sel-sel dengan setruktur dan fungsi yang sama. Jenis jaringan yang berbeda memilki struktur berbeda yang sesuai dengan fungsinya.
Macam-macan jaringan hewan
1)      Jaringan Epitelium
2)      Jaringan ikat
3)      Jaringan otot
4)      Jaringan saraf
Perbedaan kangker dan tumor
1.           Kanker
kanker dikenal dengan tumor ganas. Sebab, pertumbuhan sel kanker abnormal dalam sifat dan jumlahnya, juga mengganggu dan merusak jaringan disekitarnya. Pada stadium lanjut yang sering disebut dengan  metastasis, sel-sel kanker menyebar ke seluruh bagian organ tubuh.
2.      Tumor
pertumbuhan tumor lebih jinak dibandingkan dengan kanker. Jumlah sel tumor yang bertambah hanya terbatas dan tidak menganggu atau menyebar sel-sel disekitarnya. Karena itu, pertumbuhan tumor disebut tumor jinak.
Perkembangan  tumor relatif  lambat dan tetap berada di satu lokasi namun meskipun lambat, Tumor yang tidak ditangani dengan benar cenderung akan membesar.
Kanker adalah sel jaringan tubuh yang bertumbuh secara abnormal yang membelah diri dengan cepat dan tak terkendali.

B.     Saran
Makalah ini masih belum sempurna di harapkan untuk kedepannya pembuatan makalah ini di sertai dengan proses gerak otot, jalannya impuls pada system saraf dan keluasan materi pada jaringan ikat.















DAFTAR PUSTAKA

Istamar Syamsuri, dkk. 2007. Biologi SMA 2. Jakarta: Erlangga.
Riandari, Henny. 2007. Biologi SMA 2. Solo: Tiga Serangkai.
D.A. Pratiwi, dkk 2006. Biologi SAMA 2. Jakarta: Erlangga.
Gesign, Gugun.2010. Perbedaan tumor dan kanker. http://apotekherba.blogspot.com/2010/03/perbedaan-tumor-dan-kanker.html. 24 April 2013.
http://www.metris-community.com/penyakit-tumor-jinak-tumor-ganas.html. 23 April 2013



Tidak ada komentar:

Posting Komentar